Perakitan varietas sayuran untuk urban farming dan ketahanan pangan keluarga mencapai 26 varietas, seperti cabai pelangi, okra (Naila IPB dan Zahira IPB), kacang panjang dan lainnya. Hasil panen dipasarkan melalui E-commerce sehingga dapat dikirimkan ke seluruh Indonesia. Perakitan varietas sayuran bertujuan membantu petani atau ibu-ibu rumah tangga agar dapat memanfaatkan lahan yang ada atau perkarangan rumah serta dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga.
IPBSDG12

Departemen AGH-Faperta-IPB Pakar : Perakitan varietas kecipir IPB berumur genjah dan adaptif dataran rendah
Pengenalan perakitan varietas kecipir pada acara televisi HALO INDONESIA DAAI TV bertujuan mendorong kemandirian pangan melalui perakitan varietas kecipir segmen 3 dimana kecipir dapat menggantikan peran kedelai sebagai protein nabati.
Departemen AGH-Faperta-IPB Pakar : Sosialisasi Teknologi IPB Prima
Teknologi IPB Prima terdiri dari lima pilar pokok, yaitu restorasi lahan dengan jerami, penggunaan IPB Bio, IPB Best Practice, mekanisasi pertanian, serta penyuluhan dan pendampingan IPB. Beberapa produk yang dihasilkan dari teknologi IPB Prima yaitu, benih padi IPB 3S dan pupuk IPB Bio.
Departemen AGH-Faperta-IPB Pakar : Wawancara dengan petani tentang varietas IPB 3S
Kegiatan wawancara dengan petani yang bertujuan mengetahui bagaimana produktivitas padi varietas IPB 3S di lapang serta keunggulan dan kelemahannya dibandingkan dengan varietas padi lainnya.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Bawang Putih
Teken MoU, IPB University Lanjutkan Kerjasama dengan Kabupaten Tegal.melalui penelitian yang dilakukan Prof Sobir, Ketika awal demplot itu hanya 3000 meter persegi, di tahun 2019 meningkat sangat tajam menjadi 478 hektar.
Merendam bibit bawang putih selama semalam atau perlakuan dengan perendaman plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) selama 10-15 menit. Perendaman dilakukan setelah umbi dipocel. Setelah itu segera dilakukan penanaman dan yang harus dilakukan yaitu pengairan atau irigasi secara terus menerus untuk mendukung pertumbuhan bibit bawang putih. Memilah umbi besar, kecil, dan rusak. Pemilihan tersebut sebaiknya dilakukan ketika panen di lahan untuk melihat peforma tanaman. Umbi yang besar untuk ditanam kembali sebagai benih, karena umbi yang besar mampu menghasilkan produksi yang tinggi.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Inovasi Bibit Ubi Kayu Bebas Virus
Tanaman ubi kayu mudah dibudidayakan oleh petani, karena bahan tanam mudah didapat dan ubi kayu termasuk toleran terhadap lingkungan bercekaman, sehingga dapat dimaksimalkan potensi hasil ubi kayu melalui teknik-teknik budidaya ubi kayu yang tepat,” “Bibit in vitro adalah bibit yang dikembangkan dari salah satu organ tanaman, yang ditanam pada media kultur jaringan. Media kultur jaringan ini terlebih dahulu diberikan nutrisi atau hara dalam bentuk agar, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, bibit in vitro memiliki beberapa keunggulan salah satunya seperti true to type (sama dengan induknya), bebas dari ancaman virus, tidak terbatas musim, dan mudah untuk ditransportasikan pada wilayah yang jauh.
Adapun jenis bibit yang disediakan antara lain adalah motherplant, stek mini, serta bibit yang sudah siap tanam. Motherplant merupakan bibit indukan yang dapat disubkultur secara in vitro sebagai bahan perbanyakan lagi bagi penangkar, dijual dalam bentuk botolan. Stek mini, bibit eksvitro yang berupa potongan stek mini berukuran pendek, terakhir adalah bibit siap tanam yang dapat ditanam di lahan budidaya.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Kentang Top : Kagawa
Kentang-kentang baru berproduksi menjulang hingga 35 ton per hektare, tahan penyakit, dan genjah. Kagawa umur panen lebih pendek, produktivitas tinggi dan agak tahan penyakit hawar daun dan layu bakteri—perongrong utama tanaman anggota famili Solanaceae itu. Ukuran tanaman kagawa relatif pendek, hanya 58,2—82,3 cm sehingga petani dapat menumpangsarikan dengan komoditas lain seperti seledri dan kubis. “Perawatannya pun mudah dan lebih irit dibandingkan dengan kentang granola kagawa hasil persilangan tetua koleksi Centro Internacional de La Papa (CIP), Peru. Kagawa lebih genjah daripada katineung. Umur panen kagawa 90—100 hari setelah tanam (hst), sedangkan katineung 100—120 hari. Di lahan Chudori satu tanaman kagawa menghasilkan 15 umbi. Bobot setiap umbi 125—250 g. Adapun populasi mencapai 30.000−33.000 tanaman per hektare. Chudori memerlukan benih 1.000−1.500 kg per ha. Awang dan rekan meriset kagawa selama tiga tahun sejak proses seleksi pada 2013—2016. Karakter-karakter kagawa yang lain adalah rasa umbi enak, total gula 6,88%, kandungan pati 19,75%, dan kadar air 79,80%. Meski kagawa merupakan kentang sayur, tapi Bagus juga untuk tepung pada tambahan industri.” Ia mencontohkan tepung kagawa untuk membuat donat. kentang kagawa terasa lebih pulen dibandingkan dengan kentang sayur granola.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Pakar Bawang Putih
Luas proyek percontohan penanaman bawang putih di Kecamatan Jangkat mencapai 20 hektare (ha). Hasil panen perdana bawang putih dari areal percontohan itu rata-rata 3 ton/ha. Hasil panen perdana bawang putih dari areal percontohan ini bukan untuk dijual ke pasar tetapi dimanfaatkan memenuhi kebutuhan bibit pada pengembangan dan peluasan tanaman bawang putih di Jangkat sehingga lebih murah. Hal ini untuk dapat memproduksi sendiri bawang putih sehingga dapat mengurangi dan menghentikan impor.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Produksi bibit kelapa kopyor true to type dengan Persilangan terkontrol dan peningkatan produksi Buah kopyor dengan polinator lebah madu
he objectives of this research are: (1) to increase Kopyor fruit production through improved cultivation techniques and integration of honeybees as pollinators, and (2) to produce true-to-type seeds to obtain 100% heterozygotes hybrid Kopyor coconut through controlled crosses. Improve cultivation techniques are conducted by improving drainage, adjusting plant spacing, fertilization and pest control. Improve polination is conducted by integrating honey bees as pollinators in coconut plantation. Controlled crosses to produce true to type hybrid coconut seeds was done using three Pati Dwarf Kopyor coconut (heterosigot kopyor coconut) using pollen of harvested from tissue culture derived kopyor palms (homosigot kopyor coconut). Results of first year experiment were baseline data for total and kopyor fruit production of selected palm used in the improved cultivation studies and the honey bee as effective pollinators. The observed data include average of total fruits and the average of kopyor fruits per bunch at the start of the study, at 6 months and 12 months later. For controlled pollination studies, the number of female flowers and the number of fruit at 1 to 3 months, the number of harvested normal fruit and kopyor fruts after pollination were recorded. Results of observation indicated majority of kopyor palms existed in Pati were experiencing 'nglakani' and the fruit production was generally decreased. Average fruit per bunch ranged from 1–7 fruits while the number of kopyor fruits ranged from 1–3. Improved cultivation techniques applied were to solve some of that problem. Integration of honey bees as pollinators is expected to increase total number of normal and kopyor fruits. Controlled pollination is expected to increase the percentage of kopyor fruit production. Moreover, results of controlled pollination should produce true-to-type kopyor coconut seedlings.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Sagu komoditas pangan substitusi untuk menjawab isu kelaparan dan kemiskinan di Indonesia
“Sagu ini sebetulnya sampai sekarang tidak menjadi prioritas. Penelitian pun tidak ada. Saya harapkan Bappenas dapat menjadikan sagu sebagai komoditas prioritas dan strategis,” kata Bintoro di sesi diskusi kelompok terarah di Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta, Rabu (23/01).Bintoro juga berharap Bappenas dapat mengambil peran sebagai konsolidator bagi beberapa kementerian teknis terkait dengan pembangunan infrastruktur dan peningkatan potensi industri sagu di Papua dan Papua Barat.
Dosen AGH-Faperta-IPB : Sagu komoditas pangan substitusi untuk menjawab isu kelaparan dan kemiskinan di Indonesia
POTENSI DAN PRODUKSI SAGU DI INDONESIA, Sagu merupakan tanaman yang memiliki potensi besar dan perlu diperhatikan. Swasembada (pangan, gula, dan energi) dan pemenuhan makanan bagi orang kelaparan di dunia mampu diwujudkan oleh Indonesia, jika potensi sagu dimanfaatkan dengan baik. Potensi produk turunan pati sagu yang beragam dan memiliki nilai ekonomi tinggi serta baik bagi kesehatan manusia. Produksi pati sagu Indonesia paling tinggi di dunia dan perlu manajemen pengelolaan hutan/kebun untuk keberlanjutan panen, sehingga perlu dukungan pemerintah terhadap sagu melalui regulasi mulai dari on farm dan off farm.
Dosen AGH-Faperta-IPB : SOP budidaya tanaman obat sebagai tanaman potensial untuk kedaulatan dan hak kekayaan Indonesia
Beberapa jenis tumbuhan potensial di daerah tropis yang ada di Indonesia adalah bambu, anggrek, serta yang terpenting adalah tanaman obat sebagai sumber bahan baku pengobatan. Tanaman obat sangat berperan dalam menyediakan bahan baku terstandar yang bermutu dan berkelanjutan. “SOP budidaya tanaman obat diperlukan untuk berbagai tanaman obat akibat kekhasan setiap jenis spesies tanaman obat. Sediaan bahan baku obat yang terstandar diperlukan akibat berbagai penyakit yang ditemukan misalnya penyakit-penyakit infeksius, non infeksius dan degeneratif yang ada pada saat ini, dan di masa mendatang,” terdapat beberapa kelemahan yang perlu untuk dibenahi oleh pemangku kebijakan dalam menjaga kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Saat ini belum tersedia Standard Operating Procedure (SOP) budidaya, ketersediaan bahan tanaman yang terbatas, dan teknologi pengolahan yang umumnya masih tradisional dan tidak higienis, membuat banyak tanaman obat belum dibudidayakan. Hal tersebut disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran dalam melakukan teknik budidaya maupun penanganan pasca panen yang terstandar sehingga tanaman obat lokal yang potensial tidak termanfaatkan dengan baik.
Dosen AGH-Faperta-IPB : SS Sakato, Bawang Merah Super
Para petani bawang merah di Bukit Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat bergembira karena berkat benih bawang merah yang diberi nama SS Sakato, kini hasil panen melimpah. Bawang Merah SS Sakato merupakan bawang merah lokal asal Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang telah diteliti dan dan diseleksi oleh tim peneliti PKHT IPB hingga sukses dilepas pada tahun 2016
Dosen AGH-Faperta-IPB : Tepung Ubi Kayu Cocok Dikonsumsi Penderita Diabetes-Obesitas
Salah satu kelebihan tepung mocaf sesuai untuk pasien yang menderita diabetes dan obesitas karena kandungan glikemiksnya rendah serta bebas dari kandungan gluten,alternatif tepung terigu, yaitu melalui tepung mocaf yang diberikan nama "Ka.Ta.Mo". tepung mocaf adalah tepung yang dikreasikan dari produk lokal, yaitu tepung dari ubi kayu yang diproses menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu dengan cara fermentasi. Proses pembuatan tepung mocaf, adalah pengupasan, pencucian, pemotongan, penggaraman, fermentasi, pengeringan dan yang terakhir barulah diproses menjadi tepung. Fermentasi yang dilakukan dalam pembuatan tepung mocaf, yakni dengan cara merendam ubi kayu pada air yang telah dicampur mikroba. Tepung mocaf memiliki berbagai keunggulan, antara lain kandungan serat terlarut lebih tinggi, serta kandungan kalsium yang juga lebih tinggi dan tidak menyebabkan kembung,
IPB University in collaboration with Wageningen University and Research (WUR) conducting a Refresher Course funded by Nuffic, The Netherlands, 6 September – 1 October 2021
The Refresher Course entitled "Capacity building in management and utilization of genetic resources for improved food security in Indonesia" was opened on Monday, 6 September 2021 and ended on 1 October 2021. It was a collaboration between Wageningen University and Research (WUR)-Plant Breeding and IPB University-Department of Agronomy and Horticulture, funded by Orange Knowledge Programme (OKP) Nuffic, the Netherlands.
Welcoming speeches were delivered by Prof. Dr. Edi Santosa, Chair-Department of Agronomy and Horticulture, Prof. Dr. Satriyas Ilyas, IPB coordinator of the Refresher Course, and Dr. Daniel Danial from WUR-Plant Breeding. A representative from Nuffic Neso Indonesia (NNI), Dito Alif Pratama, shared about the NNI activities.
IPB: "Food Estate" Perlu Pertimbangkan Aspek Keberlanjutan Ekologi dan Ekonomi
Guru Besar Institut Pertanian Bogor ( IPB) University dari Fakultas Pertanian, Edi Santosa melihat kunci keberhasilan megaproyek food estate yang dijalankan pemerintah pusat ada pada keberlanjutan dari segala aspek, khususnya aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Rencananya food estate akan dibangun di Kalimantan Tengah, dengan menempati lahan seluas 1,4 juta hektar. Tujuan dari megaproyek ini untuk meningkatkan areal penanaman komoditas pertanian yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kuantitas pangan nasional.
Pengenalan inovasi tepung ubi kayu IPB
Ubi kayu merupakan komoditas pertanian yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Namun kurang mendapat perhatian dalam pengembangannya. Tepung mocaf adalah hasil inovasi yang dilakukan oleh (Alm) Dr. Nurul Khumaida (dosen AGH IPB), yang memiliki kelebihan yaitu kandungan glikemik yang rendah sehingga baik untuk penderita diabetes dan obesitas.