Alumni Departemen AGH-Faperta-IPB : Wawancara Sandy Octa Susila di kick andy

sandiocta3

Alumni Departemen AGH-Faperta-IPB : Wawancara Sandy Octa Susila di kick andy

Sandi Octa Susila (26) menekuni profesi petani sejak duduk di semester 5 Institut Pertanian Bogor (IPB). Ayahnya yang seorang petani meminta Sandi menjadi dosen, namun ia memilih menjadi petani. Meski pernah tertipu 130 juta rupiah, kini Sandi dapat meraih omzet hingga ratusan juta rupiah dari hasil usaha di bidang pertanian setiap bulannya.

“PETANI itu KEREN”

“San, jangan jadi pengusaha, jadi dosen saja ya?“, ucap Alm Papa pada saat hampir lulus S1 di Institut Pertanian Bogor.

Berbekal ilmu dari kampus pertanian dengan Program Studi Agronomi dan Hortikultura dan dilanjutkan pasca sarjana dengan Program Studi Manajemen Bisnis, Sosok Pemuda 26 tahun berusaha mengelaborasi antara dunia pendidikan dengan ilmu lapangan lulusan S3 yang dipelajari dari Alm Papa semasa hidupnya.
*FYI : lulusan S3 artinya (SD, SMP, SMA)

PETANI masih menjadi profesi yang kurang diminati oleh GENERASI MILENIAL, karena perspektif PETANI itu kotor, pendidikan rendah, income (pendapatan) kurang bergairah, dan pandangan pandangan negatif lainnya.

Okelah, mari kondisi ini kita balik perspektifnya!

Bro bro calon GENERASI PETANI MILENIAL, Saya ingin mengajak untuk mengenal sosok PETANI yang menerapkan manajemen on farm dan off farm dengan baik pada bisnisnya, sedang menempuh pendidikan pascasarjananya di program studi Manajemen Bisnis IPB, memiliki omzet bulanan yang menguntungkan, mengelola 8 ha lahan milik pribadi serta 70 ha lahan yang diamanahkan oleh PTPN 8 untuk dikelola bersama 243 petani di Kabuten Cianjur, Jawa barat.

Lalu bagaimana profesi PETANI ? Apakah masih kurang menarik ?

Oke, saya tambah lagi yaa hehe,,,, dengan berbekal latar belakang pendidikan sarjana pertanian tadi dan ilmu lapangan yang diperoleh dari Sang Ayah, sosok petani milenial ini alhamdulillah sudah mampu mempekerjakan 50 staff di on farm maupun off farm, memperoleh omzet bulanan yang menggiurkan, juga telah mengirimkan produknya ke ‘modern market’ di antaranya beberapa perusahaan retail dan bekerja sama menyediakan kebutuhan sayuran untuk 25 hotel, restaurant serta catering (HoReCa) yang tersebar di area Puncak, Bogor dan Jakarta.

Bagaimana? Masih kurang menarik? Kalau masih kurang juga, berarti mainnya belum jauuuh. Masih kebanyakan kepo-kepo di HP aja hehehe canda

Sandy Octa Susila