Dosen AGH-Faperta-IPB : Kentang Top : Kagawa
Dosen AGH-Faperta-IPB : Kentang Top : Kagawa
Kentang-kentang baru berproduksi menjulang hingga 35 ton per hektare, tahan penyakit, dan genjah. Kagawa umur panen lebih pendek, produktivitas tinggi dan agak tahan penyakit hawar daun dan layu bakteri—perongrong utama tanaman anggota famili Solanaceae itu. Ukuran tanaman kagawa relatif pendek, hanya 58,2—82,3 cm sehingga petani dapat menumpangsarikan dengan komoditas lain seperti seledri dan kubis. “Perawatannya pun mudah dan lebih irit dibandingkan dengan kentang granola kagawa hasil persilangan tetua koleksi Centro Internacional de La Papa (CIP), Peru. Kagawa lebih genjah daripada katineung. Umur panen kagawa 90—100 hari setelah tanam (hst), sedangkan katineung 100—120 hari. Di lahan Chudori satu tanaman kagawa menghasilkan 15 umbi. Bobot setiap umbi 125—250 g. Adapun populasi mencapai 30.000−33.000 tanaman per hektare. Chudori memerlukan benih 1.000−1.500 kg per ha. Awang dan rekan meriset kagawa selama tiga tahun sejak proses seleksi pada 2013—2016. Karakter-karakter kagawa yang lain adalah rasa umbi enak, total gula 6,88%, kandungan pati 19,75%, dan kadar air 79,80%. Meski kagawa merupakan kentang sayur, tapi Bagus juga untuk tepung pada tambahan industri.” Ia mencontohkan tepung kagawa untuk membuat donat. kentang kagawa terasa lebih pulen dibandingkan dengan kentang sayur granola.
https://www.trubus-online.co.id/kentang-top-kagawa-dan-spudy/