Harga Komoditas Hortikultura Melonjak

Harga Komoditas Hortikultura Melonjak

Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, Kamis (12/11), harga bawang merah kini mencapai Rp 12.000 per kilogram. Padahal, akhir pekan lalu, harga komoditas itu masih Rp 9.000 per kg. Dana Sutisna (63), pedagang Pasar Kosambi, menuturkan, kenaikan harga bawang merah terjadi sejak empat hari lalu. Pasokan dari Brebes, Jawa Tengah, semakin berkurang.

“Biasanya, saya membeli stok bawang merah 15 kg. Namun, hari ini hanya bisa mendapat 10 kg. Banyak petani bawang di Brebes gagal panen karena curah hujan tidak menentu,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Jajang Nurjaman, pedagang grosir di Pasar Induk Caringin. Menurut dia, pasokan petani penghasil bawang berkurang signifikan sehingga mendongkrak harga di pasar.

Harga komoditas lain, seperti tomat merah, juga meningkat hingga 60 persen dari Rp 3.000 per kg menjadi Rp 5.000 per kg. Harga cabai hijau semula Rp 8.000 per kg menjadi Rp 10.000 per kg.

Kenaikan harga itu cukup dirisaukan pedagang karena khawatir pelanggan beralih ke pasar modern. “Harga di pasar modern relatif sama, tapi pengemasannya lebih menarik,” ujar Een Istanti (32), pedagang Pasar Cihaurgeulis, yang mengaku komoditas hortikultura yang dijualnya dipasok dari petani di daerah Lembang, Bandung Barat.

Stok panen menipis

Saipudin, petani sayuran di Kecamatan Lembang, mengatakan, stok hasil panen menipis sehingga tidak bisa mengirimkan sejumlah sayuran ke pasar. Dia mengaku sudah hampir enam bulan terakhir tidak dapat menanam beberapa jenis sayuran di ladang karena sulit mendapat air.

“Sekali turun hujan, deras sekali. Cuaca yang berubah-ubah membuat hasil panen jelek dan berkurang,” katanya. Saat ini sekitar 2 hektar ladang miliknya hanya ditanami palawija jenis tertentu yang tidak membutuhkan air banyak, seperti jagung dan singkong.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Jabar Oo Sutisna mengakui, kondisi iklim yang tidak menentu seperti saat ini sangat merugikan petani termasuk di sektor hortikultura yang cukup rentan terhadap kondisi lingkungan. Dia juga mengimbau pemerintah provinsi menjamin kebutuhan pupuk petani.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pemanasan global yang terjadi dalam 10 tahun terakhir sangat memengaruhi kondisi sektor pertanian, termasuk hortikultura. Ini membuat tingkat kesejahteraan petani di Jabar belum menggembirakan. (GRE)Sumber : Harian Kompas, Jum’at, 13 Nopember 2009