IPK Kecil Tidak Halangi Alumnus AGH Jadi Petani Pengusaha

mhs5

IPK Kecil Tidak Halangi Alumnus AGH Jadi Petani Pengusaha

Ifan Winangun, SP., salah satu alumni Program Studi Agronomi dan Hortikultura (AGH), Departemen AGH, Fakultas Pertanian, IPB telah membuktikan bahwa IPK tidak selalu berbanding lurus dengan keberhasilan. Alumnus PS AGH angkatan 46 ini telah membuktikan bahwa meskipun mempunyai IPK yang pas-pasan, masih memungkinkan dirinya untuk meraih sukses dan keberhasilan asalkan mau ikhtiar dan kerja keras.

Alumnus PS AGH yang IPKnya hanya cukup untuk membuat dirinya lulus S1, saat ini telah menjadi petani pengusaha di Lampung dan di beberapa lokasi lainnya. Dalam kiprahnya, Ifan Winangun mampu membina petani menanam cabai untuk menyuplai produknya ke PT Indofood dan membuktikan dirinya sebagai seorang wirausaha cap jempol.

Pada tanggal 14 Desember 2017 – dalam kegiatan lapangan, Dr. Dewi Sukma, staf dosen Divisi Bioteknologi Tanaman, Departemen AGH, Faperta, IPB mendapat kesempatan mengunjungi Ifan Winangun di salah satu kebunnya di Bogor. Sebagai Pembimbing Akademik (PA) Ifan Winangun sewaktu menempuh studi S1 di PS AGH, Dr. Dewi Sukma merasa bersyukur bahwa motivasi yang selalu diberikan kepada Ifan Winangun dari satu semester ke semester berikutnya akhirnya membuahkan hasil. Pesan Dr. Dewi Sukma kepada Ifan Winangun, antara lain “Jangan putus asa dengan IPK, kamu pasti mempunyai talenta lain.”

Sebagian dari keberhasilan Ifan Winangun juga disumbangkan oleh Prof. Munif Ghulamahdi, staf dosen Divisi Ekofisiologi Tanaman, Departemen AGH yang bertindak sebagai pembimbing skripsi. Prof. Munif juga ikut menempa Ifan Winangun melalui penelitian Kedelai Budidaya Jenuh Air (BJA) di Musi Banyuasin, Sumatera.

Ifan Winangun terus berusaha mengembangkan diri dan berkarya. Dalam salah satu dialognya tergambar cita-cita mulia Ifan Winangun untuk ikut memberikan solusi bagi petani agar mendapatkan harga yang layak atas jerih payahnya dan bukan sekedar memanfaatkan keadaan petani. Ifan Winangun faham betul bahwa petani menanggung resiko kegagalan yang jauh lebih besar dibanding pemasar. Petani yang kekurangan modal dan tidak memiliki akses ke jejaring pasar seringkali terpaksa menerima harga yang tidak layak karena terkunci oleh harga dari tengkulak.

Ifan Winangun mengatakan bahwa: “Saya sekarang bukan sekedar membantu dalam hal pemasaran, tetapi saya merasakan sendiri menanam, sehingga saya tahu berapa rupiah saya harus menghargai hasil panen mereka, tidak sekedar tebak harga mengikuti alur pasar yang ada.”

Semoga di tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya, wirausaha Ifan Winangun membawa lebih banyak keberhasilan sehingga memberi nilai tambah bagi petani yang dibinanya. Aamiiiin.

Bagi rekan-rekan alumni PS AGH dan para pemangku kepentingan lainnya, sekiranya ada kisah keberhasilan dari para alumni yang ingin dibagikan melalui Website AGH, dipersilakan menghubungi admin Website AGH. InsyaAlloh informasi positif dari pemangku kepentingan Departemen AGH akan dapat menjadi motivasi bagi para adik-adik yang sedang menyelesaikan studinya di PS AGH. Pengelola PS AGH menantikan informasinya dan berterima kasih atas kontribusinya (Dikompilasi: SUA, informasi dan foto: DSU).