Kopi (Bagian 4 dari 6 Seri; Bogor, 20 Maret 2018)

sud4

Kopi (Bagian 4 dari 6 Seri; Bogor, 20 Maret 2018)

Jika kita ke Paris atau Prancis hari-hari ini, kita akan dengan mudah mendapatkan kafe di setiap jalan yang kita lalui, bangunan kafe di Paris sangat khas, ada bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam kafe akan penuh sesak jika musim dingin tiba, tetapi begitu sedikit ada matahari menjelang musim semi sekitar awal bulan Maret, kafe akan ramai di bagian luar yang terletak di trotoar, tetapi jangan khawatir tidak akan mengganggu pejalan kaki, karena trotoar jalan di Paris sangat lebar. Meja bulat dan kursi ditata apik di luar atau di trotoar yang jika musim panas dilengkapi dengan payung yang umumnya berwarna merah tua sehingga menambah asrinya pemandangan.

Musim dingin atau musim semi dihangatkan oleh secangkir kopi yang wanginya harum merebak. Suasasa akan semakin romastis karena udara yang dingin dan sejuk, pemandangan yang indah di sekeliling kita. Semua sudut kota Paris adalah khas dan tidak akan pernah bosan untuk dilihat dan dikunjungi. Di Paris kita akan dapat menemukan kafe yang unik dan trendy, baik kafe berukuran besar maupun kafe berukuran kecil yang letaknya di di Quarter Latin dan di daerah Saint Germaine. Di kedua daerah ini merupakan tempat tinggalnya orang kaya atau bourjois-nya Paris.

Kita biasanya dapat menemukan beberapa macam kue atau sandwich di menu kafe Prancis dan sekarang banyak menawarkan layanan restoran lengkap atau menu makan berat. Namun minuman baik itu kopi, the atau anggur itu lebih penting daripada makanan di budaya orang Prancis. Sebanyak 60% pengunjung kafe Prancis memiliki preferensi untuk minum kopi atau espresso yang disajikan dalam cangkir kecil. Di antara minuman yang paling populer adalah café au lait (kopi yang dicampur dengan susu) yang merupakan minuman pilihan utama di pagi hari, secangkir kopi kecil atau secangkir kopi besar dengan crème atau Café Noisette (espresso tunggal atau ganda dengan sedikit krim), kopi Leger atau kopi yang kandungan kopinya sedikit. Kopi espresso yang mengalami dua kali pencairan dan kopi Americain adalah yang kita sebut kopi saring.

Pelayan kafe Prancis dipanggil, “garcon” yang karakternya ditiru oleh Jean Paul Sartre dalam bukunya Existentialism merupakan bagian yang unik dari budaya kafe di Paris, meskipun demikian dalam etiket di kafe Prancis mengharuskan kita memanggilnya “Monsieur”. Pelayan kafe di Paris sepertinya mempunyai peranan khusus dan unik, hanya sedikit yang tahu bahasa Inggris. Kita juga harus ingat bahwa dalam budaya kafe Perancis pelanggan tidak selalu benar. Thomas mengatakan bahwa secara umum kita akan mendapatkan bahwa pelayan kafe Paris memiliki karakter yang berbeda yang merupakan bagian dari budaya kafe Paris. Pelayan kafe di Paris menganggap bahwa mereka tidak bergantung pada tip untuk gaji mereka dan karenanya tidak ada keharusan untuk memanjakan pelanggan, sikap pelayan kafe Prancis sangat formal dalam menghadapi pelanggan. Ego dan gengsi mereka sangat tinggi.

Di Perancis, kelihatannya kopi dan rokok hampir tidak dapat dipsiahkan. Seorang yang merokok biasanya akan sangat tergantung pada kopi. Pada awalnya merokok di dalam kafe diperbolehkan, namun sektar 10 tahun lalu merokok di dalam ruangan kafe tidak diperbolehkan. Pelanggan kopi yang merokok dipersilahkan menikmati secangkir kopinya di luar ruangan atau di trotoar yang terbuka. Kebiasaan lain dari budaya kafe di Prancis tidak menyediakan menu makanan yang ditawarkan secara otomatis karena hanya menyediakan makan standar seperti roti croisant yang terkenal karena enaknya. Namun pada akhir-akhir ini mulai banyak kafe yang menyediakan makan cukup lengkap. Hal lain yang menarik adalah kita dapat berlama-lama menikmati secangkir kopi di kafe Prancis. Kita juga akan mendapatkan tagihan kopi jika sudah larut malam atau kafe akan tutup atau juga kita dapat menunggu sampai kita siap untuk pergi sebelum kita membayar secangkir kopi yang kita nikmati.

Oleh: Dr. Ir. SUDRADJAT, M.S.