Peran serta IPB dalam merevitalisasi Gambut

mhb5

Peran serta IPB dalam merevitalisasi Gambut

Jumat (19/05) delegasi IPB dibawah naungan Direktorat Riset dan Inovasi IPB yang dikepalai oleh Prof. Iskandar siregar mendapat peluang untuk ikut serta merehabilitasi lahan gambut di Indonesia melalui Badan Restorasi Gambut. Hal ini merupakan program Deputi Riset Badan Restorasi Gambut di tahun 2017 yang mengajak para akademisi dan lembaga penelitian melakukan action research (penelitian aksi) dan pilot project dalam kerangka “konsorsium kolaboratif” untuk merehabilitasi dan mengoptimasikan lahan gambut di indonesia.

Dalam kesempatan ini IPB memperoleh empat paket kegiatan yang terdiri atas dua paket penelitian aksi dan dua paket pilot project. Delegasi IPB yang diwakili oleh Prof. Bintoro, staf doaen Divisi Ekologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB (Agronomi/tim sagu IPB) dan Dr. Suria Darma Tarigan (ilmu tanah) mendapatkan kesempatan untuk mengajukan konsep pilot project. Selanjutnya Dr. Leti Sundawati (Manajemen Hutan) dan Prof. Sri Wilarso (Silvikultur) mendapat kesempatan untuk membawakan konsep penelitian aksi.

Kesempatan ini menjadi sarana pembuktian bahwa IPB memiliki daya saing dalam hal pengembangan dan pengimplementasian hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini kepada masyarakat. BRG menuntut agar setiap pelaksana penerima paket kegiatan dapat memaksimalkan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat yang tinggal di areal gambut. Selain itu penerima paket kegiatan harus mengacu pada konsep 3R yaitu Rewetting, Revegetasi, dan Revitalisasi.

Prof. Bintoro melalui konsep pilot project “pemberdayaan desa berbasis sagu” mengusung sagu sebagai komoditas lokal daerah gambut yg dapat ditumpang sari dengan komoditas palawija dan hortikultura, serta diintegrasikan dengan sistem perikanan dan peternakan, sehingga memberikan nilai tambah bagi sistem budidaya sagu dan tambahan penghasilan bagi masyarakat. Selain itu hilirasi produk sagu berupa produksi gula cair juga akan dikembangkan hingga pembentukan kelembagaan setingkat UKM skala rumah tangga (disiapkan: MIQ).