Rakor Persiapan Pelaksanaan Supervisi, Monitoring dan Evaluasi PUI IPTEK 2017

sua33

Rakor Persiapan Pelaksanaan Supervisi, Monitoring dan Evaluasi PUI IPTEK 2017

Pada tanggal 5 April 2017, Prof. Sudarsono (Prof SUA), staf pengajar di Divisi Bioteknologi Tanaman, bersama Dr. Trikoesoemaningtyas (Divisi Genetika dan Pemuliaan Tanaman), Prof. Sandra Azis (Divisi Ekofisiologi Tanaman), dan Prof. Surjono H. S. (Divisi Genetika dan Pemuliaan Tanaman), Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH),  Faperta, IPB diundang oleh Dirjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI, Kementerian Ristek dan Dikti, dalam Rapat Koordinasi Tim Supervisi – MONEV PUI Tahun 2017. Selain empat orang dari Departemen AGH, ada 12 dosen dari berbagai departemen di IPB yang juga diundang sebagai anggota Tim Supervisi – MONEV PUI Tahun 2017.

Sebagaimana diketahui, harapan pemerintah Republik Indonesia kepada Kementerian Ristek Dikti ada dua, yaitu menghasilkan (1) tenaga kerja pendidikan tinggi yang kompeten dan (2) inovasi. Dari aspek kelembagaan, strategi pembinaannya dilakukan dengan membuat penjenjangan dari lembaga penelitian dan pengembangan (LPP).

Penjenjangan LPP di tingkat yg paling rendah dimulai dari (1) LPP Akademik, (2) LPP Inovasi, dan (3) Pusat Unggulan Inovasi (PUI). LPP Akademik adalah lembaga penelitian dan pengembangan yang luarannya masih berupa publikasi, paten, dan prototipe, dengan technology readiness level (TRL) 5 dan 6. Dalam hal ini hasil penelitian yg dilakukan sudah berhasil ditest di skala lab. Dengan demikian, hampir kebanyakan LPP di Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian Non-Departemen secara umum masih tergolong sebagai LPP yang tingkatannya paling rendah (LPP Akademik).

LPP dikategorikan sebagai Pusat Unggulan Inovasi (PUI) adalah jika salah satu hasil penelitiannya telah dikomersialisasikan. LPP yang tergolong sebagai PUI bisa dikelompokkan lebih lanjut menjadi PUI Pratama, PUI Madya, dan PUI Unggul.

Selanjutnya, dari PUI Unggul diharapkan mampu menghasilkan sejumlah perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT). Pada akhirnya, ketika PUI Unggul telah mampu menghasilkan banyak inovasi yg telah dikomersialisasikan maka akan menjadi Science Techno-Park (STP).

Salah satu tugas yang diberikan kepada Tim Supervisi – MONEV PUI tahun 2017 adalah membantu tugas pengelola PUI untuk mewujudkan LPP yang sedang dibina oleh Dirjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI menjadi PUI Unggul atau bahkan menjadi STP. Menurut Prof. SUA, kesempatan menjadi angota Tim Supervisi – MONEV PUI tahun 2017 merupakan ajang pembelajaran dalam kaitannya dengan konsep komersialisasi hasil penelitian dalam bentuk inovasi.

(Dikompilasi: SUA)