Stadium General: “Crops for the Future”

Stadium General: “Crops for the Future”

Secara berkala, Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) menerima kunjungan pakar pertanian dari Seluruh Dunia, seperti yang terjadi pada Selasa, 23 Februari 2010. Satu delegasi dari University of Nottingham, Malaysian Campuss (UNMC) yang terdiri dari 3 orang yaitu Dr. Sean mayes (red:gambar), Dr. Festo Massawe dan Prof. Sayed Azam Ali berkunjung ke Dept. AGH. Tujuan utama kedatangan delegasi ini ke Indonesia adalah mengadakan supervisi penelitian S3 Ir. Endah Sri Redjeki, MS (Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik) yang sedang melakukan penelitian mengenai kacang bogor (Mhs Univ. Nottingham, Malaysian Campuss (UNMC)). Namun, atas permintaan dan undangan Dr. yudiwanti (Staf AGH), ketiganya bersedia mampir ke Dept. AGH IPB untuk mengenalkan dan menunjukkan pentingnya mengembangkan underutilized plant yg merupakan bagian dari keanekaragaman hayati, secara khusus mereka menyoroti komoditi kacang bogor sebagai tanaman model yang telah banyak diteliti oleh Univ. Nottingham.

Tamu dari UNMC ini menyampaikan paparannya pada acara Studium general di Departemen Agronomi dan Hortikultura dengan mengangkat tema “Crops for the Future”. Studium general dihadiri sekitar 50 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa pascasarjana. Studium General ini bertempat di Ruang Sidang I dan II, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Pembicara pertama sekaligus ketua delegasi, Prof. Sayed Azam Ali menyampaikan bahwa pola pertanian saat ini sebagian besar monokultur sedangkan pola pertanian masa depan merupakan gabungan dari multicrop planting yang dapat memberikan hasil yang tinggi dan kestabilan biologi pada lingkungan. Selain tanaman yang bernilai ekonomis dan telah dikembangkan selama ini, masih banyak jenis tanaman yang memiliki potensi namun belum dikembangkan. Komoditi yang sedang dikembangkan oleh UNMC dan diteliti dari berbagai aspeknya adalah Bambara Groundnut (Vigna subterranea). Di Indonesia jenis tanaman legum ini lebih dikenal dengan nama Kacang Bogor, walaupun tanaman ini berasal dari Afrika.

Pembicara kedua yaitu Dr. Festo Massawe menyampaikan aspek-aspek yang diteliti mengenai Bambara Groundnut ini. Mengapa Bambara Groundnut yang dipilih untuk diteliti? banyak faktor yang melatarbelakanginya, diantaranya disebabkan jenis legum ini dapat dijadikan sumber pangan yang memiliki nilai protein yang tinggi, selain itu, di daerah asalnya atau disentra produksinya (Afrika, India),  Bambara Groundnut banyak dibudidayakan oleh kaum wanita yang dapat menjadi income generating untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Alasan lainnya adalah karena Bambara Groundnut ini mampu bertahan pada kondisi pertanaman yg suboptimum (drought tolerant and poor soil condition).

Penelitian ini berlokasi di daerah tropik di Afrika dan didanai oleh EU, FP INCO-DEV programme. Kegiatan ini secara garis besar adalah untuk menentukan meneliti dan mengembangkan tanaman underutilized (Bambara Groundnut) dari berbagai aspek, yaitu

  1. Economic, marketing
  2. Nutritional, food processing and end user values
  3. Agronomi, fisiologi, agroekolosi
  4. Genetik, breeding system, improvement of germplasm

Dr. Sean Mayes yang menjadi pembicara ketiga lebih menekankan pada pengembangan Bambara Groundnut dari keragaman genetiknya, kacang bogor memiliki keragaman genetik yang cukup tinggi, baik yang terlihat secara morfologi (jumlah dan panjang cabang), maupun yang hanya tampak melalui analisis gen (namun mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang bogor).

Pada sesi diskusi terdapat beberapa pertanyaan, diantaranya, dari:

Prof. Nurhajati Mattjik, Dr. Trikoesoemaningtyas, Dr. Yudiwanti (AGH, IPB) dan Dr. Ella (BB-BIOGEN)

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diantaranya:

T: Apakah dilakukan pasca panen, seperti dibuat bubuk, dll

J: Dibuat powder, dikonsumsi oleh banyak vegetarian sebagai snack, dikalengkan, dll, terutama di daerah india

T: Bagaimana nutrisi kacang bogor?

J: Tinggi protein, karbohidrat dan mempunyai ptoensi menjadi susu nabati seperti kacang kedelai

T: Bagaimana cara menyimpan benihnya?

J: Sangat sensitif terhadap kelembaban, dapat menurun viabilitasnya sampai 0% dalam 8 bulan bila tempat penyimpanannya memiliki kelembaban tinggi. Dibeberapa negara, benih disimpan dalam abu atau ruang penyimpanan khusus (yang lowcost) untuk mempertahankan masa simpannya)

Bagi yang berminat, Prof. Sayed Azam Ali juga menyampaikan bahwa pada bulan Juli 2011 akan diadakan seminar dengan tema : “Crops fot the future:beyond food security” yang bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia.

 

Ingin kenal kacang bogor lebih jauh? silahkan buka link ini: http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=680

http://www.jircas.affrc.go.jp/project/africa_dojo/FakaraPlants/Contents/Species_pages/Vignasub.html